Senin, 08 Juli 2013

Laporan Study Field

KESENIAN JAWA TENGAH
Laporan Kunjungan di Museum Ranggawarsita
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah                 : Islam dan Budaya Jawa
Dosen Pengampu        : M. Rikza Chamami MSI






Oleh :
Feny Indaryani                             (113511044)
Mikke Novia Indriani                    (113511051)
Saniyya Dara Farahhadi                 (113511060)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2013



PENINGGALAN KESENIAN KEBUDAYAAN JAWA
I.                   PENDAHULUAN
Peninggalan kebudayaan sangat beragam macamnya, salah satunya adalah kesenian, yang sampai saat ini masih dilestarikan. Terkadang di suatu daerah menjadi sebuah tradisi/ adat istiadat daerah tersebut. Kesenian tersebut memiliki berbagai jenis, biasanya sesuai dengan daerah asalnya. Di daerah Jawa Tengah sendiri, memiliki beraneka ragam kesenian yang merupakan peninggalan nenek moyang terdahulu. Ada beberapa yang masih menjadi tradisi, ada juga yang sudah jarang di pertunjukan kembali. Namun untuk tetap melestarikannya kesenian tersebut dimuseumkan. Baik yang masih dipertunjukkan maupun yang sudah jarang. Salah satu museum yang memiliki koleksi kesenian Jawa Tengah yaitu museum Ranggawarsita.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Peninggalan kesenian apa saja yang terdapa di museum Ranggawarsita?
B.     Bagaimana Analisis Budaya Jawanya?

III.             HASIL PENGAMATAN
Museum Jawa Tengah Ranggawarsita merupakan sebuah aset pelayanan publik dibidang pelestarian budaya, wahana pendidikan dan rekreasi. Pendirian museum pertama kali dirintis oleh proyek rehabilitasi dan permuseuman Jawa Tengah pada tahun 1975 dan secara resmi dibuka oleh Prof. Dr. Fuad Hasan pada tanggal 5 Juli 1989. Nama Ranggawarsita dipakai sebagai nama museum karena merupakan pujangga yang fenomenal di Keraton Surakarta dan karya sastranya mengandung nasehat-nasehat dan petunjuk-petunjuk bagi bangsa Indonesia yang sifatnya “membangun dan mendidik menuju kepada kemuliaan, kesejahteraan, kejayaan, dan kebahagiaan bangsa Indonesia seluruhnya.”

A.    Peninggalan Kesenian
Di museum Ranggawarsita mempunyai koleksi yang berjumlah 59802 buah yang terbagi dalam 10 jenis, antara lain geologi, arkeologi, historika, filologi, numismatic/heraldika, kramologika, teknologika, ethnografika, dan seni rupa.
Selain itu juga terdapat koleksi kesenian yang berasal dari daerah Jawa Tengah. Antara lain batik, candi, ketropak, masjid, teater, calung, karawitan, musik, tari, kerapan, wayang orang kulit, prajuritan, dan seni rupa.

Peta seni Jawa Tengah

Keterangan gambar

Beberapa kesenian yang terdapat di museum Ranggawarsita:
1.      NINI THOWOK
Merupakan seni hiburan yang bersifat magis karena berhubungan dengan kekuatan supranatural yang muncul melalui sarana manusia atau boneka yang dibuat dengan peralatan rumah tangga.
Dengan sesaji dan mantera tertentu, kekuatan tersebut muncul bergerak dan dapat diajak berkomunikasi lisan, ada juga yang dapat berkomunikasi tertulis yang disebut “ jailangkung” sehingga menjadi hiburan yang menarik bagi anak-anak.

Nini Thowok

2.     SINTREN
             Sintren merupakan kesenian yang berasal dari daerah Pekalongan. Pertunjukan sintren dilakukan oleh seorang gadis perawan yang dirasuki roh.
Pertunjukan Sintrenan
3.      BARONGAN
Barongan berasal dari kata “Singabarong” yang berarti seekor binatang besar yang dapat berbicara seperti manusia. Kesenian Barongan yang berasal dari Blora ini merupakan salah satu warisan budaya yang masih terjaga dan telah tersebar di berbagai daerah di Jawa Tengah, seperti Kudus, Pati dan Demak.
Pada upacara adat, masyarakat sering menggunakan kesenian Barongan sebagai media untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahi kesejahteraan dan kemakmuran. Selain itu, Barongan juga menjadi hiburan bagi masyarakat pada saat peringatan hari besar nasional dan upacara tradisional. Pemain kesenian Barongan terdiri dari Bujangganong, Pasukan Berkuda, Ngainah, Penthul, Barongan, dan Untub.
Kesenian Barongan dari Blora

4.      SENI SAMROH/ REBANA
Merupakan seni musik sebagai selingan pada acara-acara keagamaan Islam. Peralatannya berupa seperangkat rebana dan sebuah bedug untuk mengiringi syair puji-pujian.

Alat rebana


5.      SENI KENTRUNG
Merupakan seni dakwah yang muncul dari masa pengaruh Islam. Misi yang dibawa berupa dakwah keagaman, menggunakan rebana dan alat-alat musik tradisional.


Seni Kentrung

6.      KESENIAN CALUNG
Merupakan kesenian rakyat yang banyak berkembang di daerah Jawa Tengah bagian barat Tegal dan Brebes, dan daerah Banyuas. Musiknya sangat sederhana, karena semula hanya digunakan untuk menjaga keamanan dari pencuri(colong), irama musik dilengkapi gamelan laras degung.


Kesenian Calung

7.      KUDA LUMPING
Merupakan kesenian yang bersifat magis, banyak berkembang di Jawa dengan nama yang berbeda-beda. Di pesisir utara Jawa Tengah disebut Jaran Kepang atau Jaran Eblek, sedangkan di daerah Banyumas disebut Ebeg. Musiknya berupa ketruk, kempyang, saron, terompet, kendhang dan gong, diiringi hentakan-hentakan suara kru atau “sengga’an”.


Peralatan kuda lumping

6.      WAYANG
Kesenian wayang memili berbagai macam jenisnya. Yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Seni wayang tersebut hingga kini masih dilestarikan. Beberapa daerah di Jawa Tengah masih mempertunjukan kesenian tersebut pada acara-acara tertentu. Karena wayang selain sebagai hiburan juga bisa digunakan sebagai media penyebaran informasi. Dulu wayang digunakan sebagai media dakwah oleh para Wali.
Berberapa jenis Wayang yang ada di Jawa Tengah:

a.       WAYANG TOPENG
Merupakan perpaduan drama dan tari, pemainnya memakai topeng yang memerankan tokoh, untuk mempertegas watak/karakter tokoh.
Tipe topeng yang banyak dikenal, yakni:
-          Jawa Tengah      : Dagu Ramping, Sungging warna campuran.
-          Jawa Timuran     : Dagu Tumpul, Sungging warna dasar merah, putih dan hitam.
Sedangkan bentuknya meliputi bentuk “Gagahan dan Alusan”.
Pakaian yang digunakan dalam pementasan wayang topeng

b.      Wayang Golek Jawa
Pada wayang Golek Jawa, tubuh, kaki, dan kepala menjadi satu, sehingga tidak dapat digerakkan berputar seperti wayang golek pada umumnya.

Contoh wayang golek Jawa

c.       Wayang Kayu
Semasa hidup Sunan Kudus yang berada di lingkungan perajin kayu menciptakan boneka wayang dari kayu dalam bentuk tiga dimensi dan dikenal sebagai Wayang Golek Purwa. Kata golek sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti boneka. Juga berkonotasi ‘mancari’ sesuatu, pola tariannya yang selalu berputar seolah-olah sedang mencari-cari.
Perkembangan berikutnya dibuat tokoh-tokoh wayang dari kayu pipih yang dikena sebagai wayang klithik atau wayang kruci.
Wayang kayu


B.    Analisis Budaya Jawa
      Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis pada saat kunjungan di museum ranggawarsita pada tanggal 17 mei 2013, ada bermacam-macam kesenian yang terdapat pada museum ranggawarsito yaitu yang telah dipaparkan sebagaimana penjelasan diatas. Walaupun budaya-budaya kesenian tersebut sudah digeser dengan budaya-budaya baru (budaya Barat), namun dibeberapa tempat masih terdapat orang-orang yang peduli dan mau melestarikan budaya-budaya jawa dengan mengadakan petunjukan kesenian seperti wayang, barongan,tari-tarian, dan lain sebagainya. Walaupun sudah sedikit pula yang berminat untuk menyaksikan pertunjukan tersebut dengan berbagai alasan, misalnya pertunjukan tari-tarian. Pertunjukan tari-tarian semakin sedikit peminatnya dengan alasan karena gerakannya tidak tidak energik dan terlalu lemah lembut. Namun dibalik gerakan tari-tarian tradisional tersebut mengajarkan bahwa kita sebagai orang jawa harus bersikap lemah lembut, sopan, santun, tidak seenaknya sendiri karena di Jawa sendiri terdapat bermacam-macam aturan yang masih dipegang teguh oleh sesepuh kita. Jadi, kita harus menjaga adat dan istiadat yang telah tertanam sejak zaman dahulu.

IV. KESIMPULAN
            Dari hasil pengamatan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Kesenian yang ada di Jawa Tengah sangat bergam jenisnya. Yang merupakan peninggalan dari nenek moyang. Namun kini peninggalan kesenian tersebut sudah berakulturasi dengan seiringnya perkembangan zaman, yang hingga kini masih dilestarikan.