Menangis
adalah ungkapan paling jujur tentang suara batin manusia, yang melambangkan
kepasrahan total seorang hamba pada Rabbnya. Itulah sebabnya isak tangis
gampang sekali menetes ketika ada kematian seseorang.
Menangis adalah fenomena universal yang menghinggapi manusia
sejagat. Menangis juga merupakan peristiwa yang sangat manusiawi sekali, yang
tidak hanya menimpa kita selaku manusia biasa.
Sebagaimana halnya Rasulullah, bagi kita umat Islam menangis
tidak hanya terhenti pada aspek manusiawinya belaka, tapi bagaimana ia juga
tetap berdimensi agama, yang memantulkan ketaatan seorang hamba kepada
Khalik-nya.
Maka menangis menjadi amat sakral, yang semestinya tak pernah
ada sebutan “air mata buaya”. Sebab, buayapun belum tentu pernah menangis.
Karena menurut Abdullah Yusuf Ali — penulis The Holy Quran, menangis adalah
ungkapan dari perasaan yang benar-benar khusyuk yang mudah tersentuh oleh
kebenaran halus dan agung yang datang menyelinap ke dalam kalbu.
Menurut Ibnu Qayyim, ada 10 Jenis Tangis yaitu:
1) Menangis karena kasih sayang dan kelembutan hati.
2) Menangis karena rasa takut.
3) Menangis karena cinta.
4) Menangis karena gembira.
5) Menangis karena menghadapi penderitaan.
6) Menangis karena terlalu sedih.
7) Menangis karena terasa hina dan lemah.
8) Menangis untuk mendapat belas kasihan orang.
9) Menangis karena mengikut-ikut orang menangis.
10) Menangis orang munafik - pura-pura menangis.
Terlepas dari berbagai alasan yang melatarbelakangi tangisan,
aktivitas mengeluarkan air mata ini ternyata memberikan manfaat, baik secara
psikologis, sosial, medis maupun spiritual. Hal ini didasarkan pada beberapa
penelitian para ilmuwan yang mengaitkan aktivitas menangis dengan efek
psikologis dan medis.
Secara psikologis, menangis mampu membuat perasaan menjadi lebih
baik, nyaman, dan tenang karena tangisan dapat membantu menyingkirkan kimiawi
stres dalam tubuh. Berkaitan dengan ini, ada 4 manfaat menangis.
1. Meningkatkan mood Menangis bisa menurunkan tingkat depresi
seseorang. Dengan menangis, mood akan terangkat kembali. Air mata yang
dihasilkan dari tipe menangis karena luapan perasaan atau emosi mengandung 24%
protein albumin yang bermanfaat dalam mengatur kembali sistem metabolisme
tubuh. Air mata tipe ini jelas lebih baik dibanding air mata yang dihasilkan
dari iritasi mata.
2. Mengurangi stress Penelitian menyatakan bahwa air mata
ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu
endorphin leucine-enkaphalin dan prolactin.
3. Melegakan perasaan Sepertinya, setiap orang merasakan hal ini
setelah menangis. Setelah menangis, berbagai masalah dan cobaan yang mendera,
kekesalan dan amarah yang menyesak, serta goresan sakit hati biasanya berkurang
dan muncullah perasaan lega. Perasaan lega yang dialami seseorang setelah
menangis muncul karena sistem limbik, otak dan jantung menjadi lancar. Karena
itu, keluarkanlah masalah di pikiran dengan menangis, jangan dipendam karena
bisa menjadi tangisan yang meledak-ledak. Malu menagis sesak di dada, tertahan
menjadi ganjalan perasaan yang sewaktu-waktu bisa memporakporandakan pertahanan
jiwa, rasa bahkan raga.
4.
Menjadi penghalang agresivitas Orang yang sedang
memuncak tingkat emosinya, meletup amarahnya biasanya akan berlaku dan bersikap
lebih agresif bahkan bisa berdampak destruktif. Emosi yang diluapkan dengan
menangis mampu menjadi penghalang agresivitas. Seperti yang diungkapkan Oren
Hasson, seorang ilmuwan dari Univesitas Tel Aviv, Israel, bahwa dengan air
mata, seseorang sebenarnya tengah menurunkan mekanisme pertahanan dirinya dan
memberikan simbol dirinya tengah menyerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar